The 3 F’s of Eid Al-Fitr in Indonesia

Image
  After one month fasting, the Indonesian Muslims to celebrate of Eid Al-Fitr holiday. The Eid Al-Fitr has 3 F’s the meaning of for Indonesian tradition. 1.         Food “Opor ayam and Ketupat” is the classic food for the Indonesian to cooked. Every family cooked that’s foods for family members and their guests, also served many cookies. So, Indonesian always got fat after Eid Al-Fitr holiday if they not diet. 2.        Family The Eid Al-Fitr is the meaning of back to home or the popular words in Indonesian is “mudik”. Every family member who was living out from home will back to home to celebrate that’s holiday together. Tought the price of the transportation increase are all. 3.        Forgiveness Like was a baby new born is the meaning of Fitr so the Indonesian Muslims will forgiveness each other with family members, neighbors, and coworkers and ect. They are will visit the home each othe...

Bali Timur

Memilih penerbangan terakhir dari Jakarta menuju ke Bali sebenarnya sangatlah beresiko apalagi jika kita tidak mempunyai kenalan ataupun tidak ada rencana untuk mencari penginapan di sekitar bandara. Tetapi jika kita berwisata seorang diri bisa lain cerita karena kita bisa menikmati malam di sekitar Legian yang memang buka sampai subuh hiburan malamnya. Dunia malan di Legian masih sama seperti 4 tahun yang lalu ketika pertama kali ke Bali. Untuk mencapai Legian banyak alternatif untuk menuju kesana, tetapi untuk lebih murah bisa menggunakan ojek online ataupun ojek yang ada di bandara karena hanya di tempuh berkisar 20 menit. Biaya ojek waktu itu hanya Rp 30,000 sesudah ditawar, jika menggunakan ojek online mungkin hanya setengah dari harga ojek bandara. 

Sky Garden yang sudah tutup dari bulan September 2019

Alasan memilih penerbangan terakhir adalah sebagai staff karyawan kantor biasa kita harus bisa memanfaatkan supaya ambil cuti sedikit tetapi waktu liburan bisa lebih lama. Maka dari itu saya sudah mempersiapkan transportasi apa yang akan dipilih menuju Timur Bali, apalagi perjalanan yang ditempuh sekitar satu setengah jam dari Kuta. Sebelumnya pasti kita akan memilih untuk menyewa mobil dari menuju ke Candidasa supaya lebih cepat, ternyata ada alternatif transportasi yang lebih murah aman dan nyaman yaitu dengan menggunakan http://www.peramatour.com/Daily-Bali-Lombok-Shuttle-Bus-Boat.html. Jika kita menyewa mobil  bisa mengeluarkan biaya Rp 400,000 sekali jalan tetapi dengan memesan bus di Perama Tour hanya Rp 130.000 dan mendapatkan diskon Rp 10,000 jika memesan pulang pergi dan berlaku untuk semua tujuan. Untuk yang langsung ke Candidasa kita harus memesan bus yang berangkat 07.00 pagi waktu Bali, karena ada juga bus yang melalui Ubud tetapi waktu perjalanan yang akan di tempuh hampir 3 jam.

Bagi sebagian wisatawan lokal, Bali bagian timur mungkin asing jika tidak menyukai olahraga menyelam dan tidak tahu obyek wisata apa saja yang bisa di kunjungi. Tetapi jika ingin mendapatkan homestay murah dan memiliki pantai sendiri bisa menjadi alternatif apalagi di Candidasa banyak obyek wisata sejarah peninggalan dari Kerajaan Karangasem. Sebenarnya ada sedikit kesalah pahaman antara saya dengan staff homestay mengenai pemesanan kamar melalui email. Jadi saran saya jika memesan melalui email, kita harus sudah benar-benar memastikan bahwa kita akan memesan kamar atau telepon langsung ke homestay tersebut terlebih dahulu untuk konfirmasi pesanannya. Karena sangat berbeda jika kita pesan lewat agen tour karena kita tidak perlu konfirmasi ke hotel lagi.

Banyak pilihan homestay ataupun hotel berbintang di daerah Candidasa tetapi harga dan fasilitas yang akan menjadi pertimbangan serta lokasinya. Saya memilih Ida's Homestay untuk menginap selama di Bali bagian timur yang beralamat di Jl. Raya Candidasa dan terletak di sebelah kanan jalan jika kita dari arah Kuta dan bersebelahan dengan The Natia yang waktu itu sedang dilakukan renovasi dan bersebelahan juga dengan Klapa Mas Homestay. Pemilik dari Ida's Homestay adalah warga negara Jerman yang menikah dengan warga Bali dan sangat suka dengan barang - barang antik sehingga homestay banyak di penuhi dengan koleksinya. 

Memiliki 6 bungalow dan 1 bale jenang membuat homestay sangat tenang dan tidak berisik seperti homestay yang lain. Fasilitas dari homestay adalah tempat berjemur dan buku-buku yang di tempatkan di rak yang berada di dapurnya. Untuk koleksi bukunya mungkin tidak ada yang berbahasa Indonesia karena tamunya juga kebanyakan dari Eropa. Dan saya adalah tamu lokal sendiri pada saat itu. 

Karena ada kesalahpahaman tersebut ternyata kamar homestay sudah penuh dan hanya ada bale jenang yang tersisa. Apa itu bale jenang, bale jenang adalah tempat penyimpanan beras pada masa lampau tetapi di Ida's diperuntukan untuk tamu yang tidak mendapatkan bungalow. Nilai positif dari liburan sendirian adalah kita bisa mengambil keputusan tanpa harus berdebat dan minta pendapat dari orang lain, sehingga saya putuskan untuk satu malam menginap di bale jenang meskipun kalau malam suasananya gelap karena tidak ada saluran listriknya dan tidak ada kamar mandinya. Tetapi lebih baik daripada harus mencari homestay lain. Yang unik dari homestay ini adalah bungalow yang terbuat dari kayu dan bambu serta beratap daun alang-alang kering sehingga kesan alaminya sangat menonjol dan ada satu ekor sapi yang setiap hari berada di kebun kelapa. Dan jika malam tiba di homestay sangat gelap karena memang di tengahnya adalah taman yang dipenuhi pohon kelapa dan yang terdengar hanya suara gemuruh ombak tetapi ada juga tamu asing yang bercengkrama di sun deck sambil bermain kartu dan minum. Homestay sangat cocok untuk liburan santai karena fasilitas di bungalow tidak ada AC tetapi ada kipas angin dan tidak ada TV tetapi koneksi wifi ada. Meskipun tidak ada AC tetapi udara pagi hari di homestay sangat dingin dan sejuk.


Bale Jenang untuk menginap di malam petama

Bungalow menginap malam kedua


Sunset dari sundeck


Banyak alasan untuk memilih homestay ini seperti lokasinya yang berada di pinggir jalan raya, ATM dan minimarket yang dekat, tempat membeli oleh-oleh dan pastinya untuk wisatawan muslim masjid terdekat berada di desa Buitan berjarak 2 km dari homestay ke arah Padangbai meskipun tidak berada di pinggir jalan tetapi bisa terlihat dari jalan raya.

Untuk keliling di Candidasa keesokan harinya saya menyewa mobil termasuk supir di http://www.petaksaritour.com/fullday.html. Bli I Gede Adi Artama adalah pemandu dan sopir yang baik dan berpengalaman di bidang pariwisata serta memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik. Dan pastinya tur lebih menyenangkan karena di jemput sesuai dengan jam yang bisa kita tentukan sendiri tetapi untuk tur sudah di atur olehnya. 

Tempat yang pertama dituju adalah desa adat Tenganan yang merupakan salah satu dari 3 desa Bali Aga yaitu desa yang masih mempertahankan cara hidup leluhurnya. Desa adat Tenganan di bagi menjadi dua yaitu Pegringsingan dan Tukad. Tetapi saya memilih Pegringsingan karena lebih sepi dan tempatnya seperti yang di foto-foto.






Sebenarnya tidak banyak yang bisa di jelajahi di desa adat ini tetapi kita bisa kerumah bapak Ni Wayan yang akan menunjukan keahliannya membaca tulisan di daun lontar yang menggunakan bahasa Sansekerta.


Untuk wisatawan yang ingin membeli cinderamata tinggal masuk kerumah penduduk karena memang di jajakan di teras rumahnya meskipun tidak semua rumah menjajakan dagangan. Kerajinan yang di jajakan antara lain, kain khas Bali dan kerajinan tangan yang dibuat oleh penduduk lokal.






Penduduk disinipun sangat terbuka jika ada wisatawan ingin masuk untuk sekedar melihat bentuk bangunan dan terasnya. Banyak pengetahuan yang bisa di dapat dari tour ke salah satu desa Bali Aga yang ternyata adalah jika ada seseorang yang meninggal tidak ada acara Ngaben seperti umat Hindu di Bali pada umumnya tetapi akan di kubur. Karena umat Hindu yang ada upacara Ngaben adalah masyarakat pendatang bukan dari Bali asli nenek moyangnya. Untuk masuk ke desa adat Tenganan kita ada donasi seikhlasnya.




Jika kita tidak suka berbelanja souvenir mungkin waktu yang dibutuhkan untuk melihat kehidupan lokalnya hanya 30 menit. Pelayanan dari www.petaksaritour.com sangat memuaskan karena kita diberi kebebasan ketika sampai di tempat tujuan dan tidak dibatasi oleh waktu yang telah di tentukan. 

Tujuan berikutnya adalah Taman Air Tirta Gangga dengan tiket masuk Rp 20,000 perorang, sebenarnya jika kita kurang suka fotografi tidak disarankan karena memang hanya taman yang di tengahnya ada kolam ikan. Jadi 20 menit aja kita sudah selesai mengeliling tamannya.


Water Plaace atau yang biasa di sebut Taman Ujung Soekasada adalah tempat yang sesuai untuk peristirahatan bagi keluarga kerajaan pada masanya karena dengan pemandangan yang indah jika sudah sampai di bagian atasnya. Kita bisa melihat pegunungan dan laut di kejauhan dan ada juga persawahan. Untuk masuk ke Taman Ujung ada retribusi tiket Rp 10,000.








Disini juga sering dijadikan lokasi foto pre wedding karena pemandangannya yang indah meskipun kita harus menaiki tangga yang lumayan tinggi, tapi semua itu akan terbayar oleh pemandangan dan mendapatkan hasil foto yang bagus. Dan bisa juga buat lokasi resepsi pernikahan.

Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa di desa Jasri ada industri coklat rumahan yaitu Sorga Chocolate dan Charly's Chocolate. Yang membedakannya adalah varian rasa dan tempat pembuatannya. Harga di Sorga Chocolate untuk coklat bar Rp 34,000 dan untuk coklat yang ada kandungan creamnya Rp 10,000 perbutir. Ada kursus membuat coklat di Sorga Coklat dengan biaya Rp 350,000. Untuk Charly's hampir sama harganya hanya saja tamu yang datang kebanyakan wisatawan lokal, sedangkan Uforia wisatawan mancanegara dan untuk masuk ke area Charly's Chocolate ada retribusi Rp 10,000 karena melewati kebun milik warga.


Sorgaa Chocolate Factory

Charly's Chocolate Factory 

Di Karangasem ada pantai yang sangat terkenal dan lokasinya lumayan sedikit membutuhkan tenaga untuk menuju pantainya karena jalannya sedikit menurun dan belum beraspal. Dengan retribusi Rp 10,000 sebagai biaya untuk perbaikan jalan sehingga akses jalan menuju pantai bisa lebih bagus seperti jalan untuk keluar dari area parkir. Tetapi jika ingin santai dan berenang sangat cocok karena ombaknya tidak begitu besar dan pantainya yang landai memiliki pasir yang putih. Biasanya di sebut Virgin Beach atau Pantai Prasi. Sebenarnya Bli I Gede membebaskan saya untuk menikmati pantai lebih lama tetapi karena di homestay saja bisa puas berjemur dan berenang apalagi dengan cuaca sangat panas saya urungkan untuk bersantai di pantai Prasi. 


Setelah tur selesai Bli I Gede menanyakan dimana saya akan di drop, karena saya ingin bersantai dan menikmati sore hari. Maka saya memilih Amankila Resort yang berada di Desa Buitan Manggis untuk bersantai sejenak di Pool Barnya. Setelah puas menikmati suasana di Amankila saya telepon Bli I Gede untuk di jemput pulang ke homestay.



Sebenarnya jika ingin menghemat biaya akomodasi kita bisa menginap hanya semalam saja karena tur tidak terlalu cape, hanya di Taman Ujung dan Pantai Prasi saja sedikit menguras tenaga. Tetapi jika ingin bersantai, 3 malam mungkin cukup. Untuk makanan Halal saya menyarankan beli roti ataupun buah dan mungkin kalau malam bisa beli martabak di depan minimarket dan ternyata penjulanya dari Lebaksiu dekat sama kampung halaman saya. Untuk harga kamar di Ida's Homestay sangat murah di kisaran Rp 120.000++ untuk Bale Jenang dan Rp 220.000++ untuk bungalow atau bisa kontak langsung dengan Bli Arga ke (0363) 41096.

Melakukan perjalanan liburan sendirian banyak manfaatnya karena kita secara tidak langsung akan mencoba mencari cara untuk bisa memulai percakapan dengan orang lain tanpa kita mengenal sebelumnya dan berasal dari mana untuk membuat suasana liburan lebih bermakna. Karena dengan berkomunikasi bisa membuat suasana jadi hidup. Saya banyak berkenalan dengan wisatawan lokal maupun asing dan mereka mempunyai cara yang beragam dalam menikmati liburan. Dan pastinya jika ingin menyewa mobil beserta pemandu wisata bisa kontak http://www.petaksaritour.com/ untuk informasi lebih lanjut. 

Lakukan yang bisa dilakukan sendiri, percaya dengan kemampuan dan pertolongan Tuhan.
















Comments

Popular posts from this blog

The 3 F’s of Eid Al-Fitr in Indonesia

Instagramable Coffee Shop In Seminyak

Shishi Seminyak, The Best Place for Party with Free Flow Drink on 9-11 pm