Terkenal
sebagai kota Pelajar dan gudeg serta kota yang sampai sekarang masih
memepertahankan tradisi budaya keraton membuat Yogyakarta menjadi salah satu
kota tujuan wisata yang populer. Liburan di musim hujan ternyata banyak kendala terlebih jika kita
menggunakan pesawat, seperti yang
saya alami waktu ke Yogyakarta. Masalah pertama yaitu dengan mundurnya jam keberangkatan yang lebih
dari 4 jam, sehingga membuat saya jengkel dan hampir membatalkan perjalanan. Dengan keterlambatan tersebut mengakibatkan rencana awal juga ikut
batal yaitu pergi ke Candi Prambanan yang merupakan komplek candi Hindu di daerah Jawa. Mengapa saya memilih Candi Prambanan menjadi tujuan pertama
karena lokasinya yang dekat dengan bandara sehingga saya memilih penerbangan
siang supaya bisa ke Candi Prambanan terlebih dahulu sebelum cari penginapan. Setelah menunggu 4 jam lebih
pesawat yang akan saya naiki akhirnya terbang menuju Yogyakarta melalui
terminal 2. Karena cuaca di Yogyakarta sedang turun hujan disertai angin
sehingga pilot memberi info jika lebih dari 30 menit tidak ada
informasi dari otoritas Bandara di Yogyakarta jika hujan sudah reda maka pesawat akan kembali ke Jakarta karena aftur hanya tersisa untuk kembali
ke bandara Soekarno Hatta. Setelah 30 menit hanya muter-muter di langit Yogyakarta akhirnya
diputuskanlah kembali ke Jakarta.
Masalah kedua ketika saya menuju meja informasi untuk
menanyakan kapan pesawat akan berangkat, ternyata pesawat sudah melakukan
penerbangan 5 menit yang lalu dan saya ketinggalan pesawat. Beruntung masih ada
pesawat tujuan Surabaya yang transit terlebih dahulu di Yogyakarta sehingga
saya masih bisa ikut terbang. Dengan berlari kecil saya menuju ke pesawat
yang kurang beberapa menit lagi akan terbang, dengan di bantu oleh karyawan maskapai
penerbangan tersebut. Karena keterlambatan lebih dari 4 jam seharusnya kita
mendapatkan kompensasi dari maskapai tetapi kenyataannya tidak begitu. Penerbangan dari Jakarta menuju ke Yogyakarta hanya di tempuh 1 jam tetapi pesawat yang saya naiki ternyata sulit dalam
melakukan pendaratan sehingga lebih dari 20 menit terbang di kegelapan langit
Yogyakarta. Setelah mendarat yang saya lakukan pertama yaitu mencari penginapan
karena ketika sampai di Yogyakarta sudah menunjukan jam 8 malam. Dengan bantuan
dari seorang teman yang baru saya kenal akhirnya kami keliling Yogya
mencari hotel yang masih ada kamar kosong. Karena ketika saya ke Yogyakarta pas
dengan libur panjang sehingga banyak kamar hotel yang sudah penuh apalagi yang
dekat dengan Malioboro. Sebenarnya saya ingin menginap hanya untuk satu malam
karena besok paginya saya sudah janjian sama temen dari Jakarta yang sudah
sampai Yogyakarta terlebih dahulu ( temen saya tidak menggunakan jasa pesawat
sehingga sampai duluan), untuk menikmati obyek wisata di Yogyakarta. Yaitu
menikmati keindahan alam Candi Borobudur. Akhirnya dapat juga penginapan yang
masih ada kamar yang kosong meski dengan fasilitas yang seadanya, tetapi yang
terpenting bagi saya pada saat itu adalah ada tempat untuk tidur malam pertama saya di Yogyakarta. Keesikan harinya petualangan dimulai dari Candi Borobudur, yang merupakan candi Budha terbesar di dunia dan salah satu keajaiban dunia dan sudah terkenal bagi wisatawan yang akan mengunjungi
Yogyakarta. Dengan tiket masuk Rp 30.000,- wisatawan dalam negeri dan $20 bagi
wisatawan mancanegara, kita sudah bisa mengelilingi candi tersebut. Sebenarnya dengan
harga tiket masuk tersebut sudah termasuk mahal karena kita hanya mengelilingi
lokasi candi hanya 15 menit dan tidak ada atraksi lain yang
bisa dilihat. Tetapi dengan harga tersebut jika untuk kelestarian candi supaya terawat
tidaklah rugi.
Maria Sharapova mantan petenis nomor 1 dunia asal
Rusia adalah salah satu wisatawan mancanegara yang takjub dengan keindahan alam
Candi Borobudur dan menceritakannya di majalah travel Rusia. Perjalanan menuju ke candi Borobudur yang terletak daerah
Magelang lumayan jauh tetapi karena sehari sebelumnya teman sudah menyewa mobil
sehingga dapat mempermudah transportasi menuju kesana. Menikmati suasana malam di kota tujuan wisata adalah wajib
seperti halnya saya setelah pulang dari candi Borobudur dan mencari penginapan
terlebih dahulu untuk menaruh koper karena di hotel yang pertama hanya booking
untuk satu malam. Akhirnya saya mendapatkan penginapan di daerah jalan
Sosrowijoyan yang terkenal dekat dengan Pasar Kembang. Daerah tersebut sangat
terkenal karena merupakan daerah tempat prostitusi di Yogyakarta dan membaur dengan rumah penduduk. Sebenarnya lokasi tersebut tidak seperti lokalisasi
karena banyak terlihat anak kecil dan orang-orang yang sudah tua melakukan
aktifitas biasa. Sebelum masuk ke lokasi tersebut tamu harus membayar retribusi
sebesar Rp 5.000,- sebagai retribusi kebersihan. Malioboro adalah tujuan utama wisatawan untuk menikmati suasana
malam, karena jika malam tiba lokasi tersebut sangat ramai oleh wisatawan dalam
negeri maupaun mancanegara yang mencari oleh-oleh khas Yogyakarta dan makan di
warung lesehan yang menjajakan makanan khas yaitu gudeg. Karena ingin
menikmati malam sehingga langsung di lanjutkan dengan melihat Benteng Verdeburg
dan Keraton serta alun-alun utara dengan jalan kaki. Ketika saya sedang berjalan menuju keraton yaitu tepat di depan gedung Bank
Indonesia terlihat ada keramaian yang ternyata ada sekelompok mahasiswa yang
berasal dari provinsi Papua sedang memperkenalkan tarian tradisional mereka. Sehingga
malam itu sangat berbeda bagi saya yang baru pertama kali menyaksikan tarian
tersebut.
Karena saya sudah cukup lelah di waktu siang hari setelah
mengelilingi Candi Borobudur dan di lanjutkan mengelilingi jalan Malioboro
sampai Keraton Ngoyogyakarto sehingga saya memutuskan kembali ke losmen untuk
tidur lebih cepat supaya besok bisa bangun lebih pagi untuk melanjutkan
perjalanan wisata ke daerah Gunung Kidul
yang terkenal memiliki obyek wisata pantai yang indah tidak kalah dengan
pantai – pantai di pulau Bali. Obyek wisata yang pertama di kunjungi di daerah Gunung Kidul
adalah Gua Pindul, untuk menyusuri gua tersebut terlebih dahulu saya harus
bayar tiket masuk sebesar Rp 12.000 yang sudah termasuk sewa jaket pelampung dan guide. Untuk mencapai daerah Gunung Kidul
saya dan teman menyewa mobil untuk mempermudah transportasinya. Setelah puas
bermain air di gua pindul akhirnya perjalanan dilanjutkan untuk menyusuri
pantai yang ada di daerah Gunung Kidul yang alamnya terkenal tandus. Meski
begitu banyak pantai yang indah-indah yang bisa kita nikmati disana hanya saja
tidak ada angkutan umum yang tersedia jadi kita harus sewa mobil atau
menggunakan mobil pribadi. Pantai Indrayanti adalah yang pertama saya kunjungi.
Perbedaan dari pantai di daerah Yogyakarta dan Bali
adalah tidak adanya wisatawan yang berjemur atau bemain selancar, hanya terlihat wisatawan dengan keluarga yang menikmati pantai sambil makan bersama. Karena sore harinya teman saya harus kembali ke
Jakarta sehingga kami pun tidak sempat bermain di pantai tetapi hanya foto-foto
saja. Setelah mengantar teman ke airport saya meminta sopir untuk mengantarkan
ke Edu Hostel yaitu hostel pertama yang
ada di Yogyakarta, dengan konsep bayar
tempat tidur dan termasuk sarapan pagi sehingga kita akan tidur di kamar dan campur dengan orang yang tidak kenal sebelumnya. Tetapi sebelum di antar ke
Hostel tersebut terlebih dahulu saya di antar menuju toko yang menjual batik
khas Jogyakarta yaitu Batik Tirta Noto. Barang yang diperjualbelikan adalah
batik cap dan batik tulis tetapi mempunyai corak yang elegan dengan harga yang
terjangkau. Setiap sopir mobil sewa ternyata bekerjasama dengan toko oleh-oleh
yang berada di sekitaran Yogyakarta sehingga mereka akan mendapat komisi jika
mengantar tamu ke toko tersebut. Malam terakhir saya habiskan di kamar
hostel sendirian karena sudah lelah seharian jalan-jalan dan besok pagi harus
terbang dengan pesawat siang. Sebenarnya ketika baru pertama datang saya di
tempatkan di kamar dengan beberapa orang yang tidak saya kenal dan mereka sedang reuni. Sehingga disaat saya buka pintu kamar
mereka semua terkejut dengan kedatangan saya. Akhirnya mereka booking juga satu
tempat tidur yang seharusnya buat saya. Dengan di pindahkannya saya di kamar
lain membuat saya bisa tidur lebih nyenyak karena mendapatkan kamar yang kosong. Suasana pagi hari di hostel sangat indah jika cuaca
cerah karena kita bisa duduk-duduk di rooftop sambil melihat gunung merapi dan
gunung merbabu tetapi karena mendung sehingga tidak terlihat kedua gunung
tersebut. Di atas rooftop juga ada fasilitas tempat untuk berendam yang bisa kita
gunakan kapanpun kita mau tetapi yang paling pas jika cuaca sedang panas.
Setelah selesai mandi dan sarapan saya memilih check
out lebih awal dari hostel karena mau mencoba transportasi umum yang mirip seperti
Transjakarta yaitu Transyogya untuk menuju bandara. Ternyata dengan adanya
Transyogya menambah pengalaman dari sebuah liburan karena kita bisa mencoba
transportasi umum yang ada di kota tersebut. Hanya saja untuk untuk mencapai halte
lumayan jauh dari hostel. Dengan menggunakan Transyogya waktu tempuh yang
dibutuhkan kurang lebih 1 jam dan yang pasti halte Transyogya berada di dalam
area bandara sehingga memudahkan bagi kita yang memanfaatkan moda transportasi
tersebut. Pesawat yang saya pilih untuk pulang dari Yogyakarta adalah Garuda, dan saya cukup puas denggan pelayanannya karena tidak ada keterlambatan seperti yang saya alami waktu keberangkatan dengan pesawat lain. Ternyata dengan kita liburan di dalam negeri sendiri akan banyak akan tau tempat yang indah dan kehidupan warga lokal dengan budaya yang berbeda
sehingga bisa menambah wawasan tentang budaya Indonesia.
ok deh mas .. thanx ya infonya
ReplyDeletesama-sama bro.
Delete