The 3 F’s of Eid Al-Fitr in Indonesia

Image
  After one month fasting, the Indonesian Muslims to celebrate of Eid Al-Fitr holiday. The Eid Al-Fitr has 3 F’s the meaning of for Indonesian tradition. 1.         Food “Opor ayam and Ketupat” is the classic food for the Indonesian to cooked. Every family cooked that’s foods for family members and their guests, also served many cookies. So, Indonesian always got fat after Eid Al-Fitr holiday if they not diet. 2.        Family The Eid Al-Fitr is the meaning of back to home or the popular words in Indonesian is “mudik”. Every family member who was living out from home will back to home to celebrate that’s holiday together. Tought the price of the transportation increase are all. 3.        Forgiveness Like was a baby new born is the meaning of Fitr so the Indonesian Muslims will forgiveness each other with family members, neighbors, and coworkers and ect. They are will visit the home each other for connected with. For those the tourists want to feel like an Indonesian Musli

Melihat Langsung Sakralnyanya Upacara Ngaben Di Pantai Segara Kuta



Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah bagi umat Hindu yang biasanya di laksanakan di pinggir pantai. Dan salah satu bentuk penghormatan terakhir bagi pihak keluarga yang masih hidup. Biaya yang dikeluarkan untuk upacara Ngaben berkisar Rp 50 juta rupiah, sehingga tidak semua masyarakat Bali bisa secara langsung mengadakan upacara Ngaben setelah salah satu dari sanak keluarganya ada yang meninggal dunia. Maka dari itu ada solusi bagi jenazah yang berasal dari keluarga sederhana jika ingin melangsungkan upacara Ngaben yaitu diadakan upacara Ngaben masal. Jenazah yang akan mengikuti upacara Ngaben masal akan di kebumikan terlebih dahulu di pemakaman umum dan di ambil kembali jika waktu ngaben masal akan segera dilaksanakan.


Sebelum upacara Ngaben di laksanakan, rombongan pembawa jenazah akan tiba di lokasi pembakaran dengan di kepalai oleh satu orang pembawa bara api yang berjalan di barisan paling depan. Dan selanjutnya di ikuti oleh rombongan pengantar wanita dan di lanjutkan oleh rombongan pria. Rombongan pembawa peti jenazah akan berada di barisan paling akhir bersama dengan rombongan keluarga dari jenazah tersebut.


Setelah jenazah tiba di tepi pantai, jenazah langsung di letakkan di atas tempat pembakaran. Dan di lanjutkan dengan pembacaan mantra-mantra oleh bapak Mangku yang di saksikan oleh pihak keluarga. Upacara pembakaran akan di lakukan setelah bapak Mangku selesai membacakan mantra-mantra. Pembakaran di laksanakan di tempat yang sudah disiapkan dan waktu di bakar jenazah akan di tutup oleh seng supaya ketika terjadi ledakkan tidak berhamburan abu jenazah tersebut.


Selama pembakaran berlangsung, kita akan mendengar suara gamelan dan mantra-mantra yang di lantunkan oleh pengiring. Pembakaran jenazah berlangsung cukup lama hampir 3 jam sehingga selama menunggu pembakaran selesai, semua pengiring jenazah akan di beri makanan dan minuman oleh keluarga jenazah. Setelah upacara pembakaran selesai, selanjutnya abu jenazah akan di larung ke dalam laut.


Bagi pelancong yang ingin bisa melihat upacara Ngaben secara langsung di pinggir pantai Segara Kuta, bisa menginap di hotel Bali Garden Beach Resort karena lokasi pembakaran akan berlangsung di bibir pantai yang berada tidak jauh dari hotel tersebut. Sehingga sangat memudahkan bagi pelancong untuk menuju ke lokasi pembakaran karena dekat dengan hotel dan tidak memerlukan transportasi hanya membutuhkan jalan kaki menyusuri bibir pantai Segara Kuta. Dan di sekitar pantai segara tersebut juga banyak terdapat pedagang oleh-oleh, dan yang paling harus dilakukan jika ingin membeli barang-barang tersebut kita harus pandai menawar harga supaya mendapatkan harga yang terbaik.


Upacara Ngaben memiliki arti yang sangat sakral bagi umat Hindu di Bali karena mengandung arti bahwa kita akan menghantarkan arwah dari jenazah tersebut ke Khayangan. Dan sebelum acara pembakaran jenazah dimulai, ada banyak runtutan acara yang harus di lakukan oleh pihak keluarga jenazah. Dan biasanya jenazah akan memakai baju adat Bali ketika akan dilakukan pembakaran.

Dan tidak semua umat Hindu di Bali melakukan upacara pembakaran mayat jika ada salah satu sanak keluarganya yang meninggal, contohnya di desa Tenganan dan desa Truyan. Di desa Tenganan jika ada sanak keluarganya yang meninggal maka jenazah mereka akan di kebumikan sedangkan di Desa Truyan jenazah akan di letakkan di batu yang memiliki cekungan tujuh di bawah pohon Taru Menyan supaya tidak akan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Comments

Popular posts from this blog

The 3 F’s of Eid Al-Fitr in Indonesia

Instagramable Coffee Shop In Seminyak

Shishi Seminyak, The Best Place for Party with Free Flow Drink on 9-11 pm