Liburan ke Bali tanpa berkunjung
ke desa diibaratkan seperti sayur tanpa garam. Karena banyak potensi wisata di
desa yang bisa kita jelajahi untuk belajar kehidupan lokal masyarakat Bali.
Terlebih sekarang ini sedang di galakkan oleh pemerintah pusat dengan adanya proyek
desa sadar wisata. Dan sekarangpun banyak hotel di Bali yang menyediakan paket
tur untuk berkunjung ke desa terdekat, sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap
masyarakat sekitar hotel.
Ada banyak desa wisata di Bali
yang memiliki keunikan dan wajib untuk di kunjungi, salah satunya adalah desa
wisata Panglipuran yang berlokasi di kabupaten Bangli. Dengan jarak 60 km dari
bandara internasional I Gusti Ngurah Rai sehingga waktu yang dibutuhkan sekitar
1,5 jam untuk sampai di desa Panglipuran dengan kendaraan bermotor. Perjalanan
ke desa wisata Panglipuran dijamin tidak membosankan karena melewati pedesaan
yang masih asri meskipun jalan yang akan kita lewati sedikit menanjak.
Desa Panglipuran terkenal karena
lingkungannya yang bersih dan bentuk bangunan rumah warga yang masih menjaga
keaslian seni arsitektur rumah Bali. Untuk menjaga kebersihan lingkungan desa,
warga desa Panglipuran selalu menempatkan bak sampah di depan rumah
masing-masing. Sehinga jika ada pelancong yang berkunjung tidak akan membuang
sampah di sembarang tempat.
Harga tiket masuk untuk
berkunjung ke desa Panglipuran adalah Rp 15.000,- dan tiket masuk bisa kita
beli di pintu gerbang utama atau di dekat pintu parkir kendaraan. Bagi
pelancong yang suka dengan jenis liburan
yang bisa berinteraksi langsung dengan kehidupan lokal, harus menyempatkan
waktu untuk berkunjung ke desa Panglipuran. Karena jenis liburan seperti ini
tentunya akan memberi pengalaman berbeda dan akan menambah rasa cinta kita
terhadap kebudayaan yang berasal dari negeri sendiri. Dan tentunya akan
menambah rasa bangga sebagai warga negara Indonesia dengan semua keberagaman
yang ada.
Di desa Panglipuran kita di
perbolehkan untuk masuk ke dalam pekarangan rumah warga dengan seizin dari
pemilik. Dan kita bisa melihat keindahan dari bentuk bangunan rumah warga secara langsung dan bisa bertanya
kepada pemilik mengenai struktur bangunannya. Setiap rumah di desa Panglipuran
memiliki dapur yang terpisah dari bangunan utama dan ada beberapa warga desa
yang masih menggunkan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak meskipun mereka
sudah memiliki kompor gas di dapurnya. Rumah warga di Bali selalu memiliki pura
keluarga yang ada di halaman rumahnya untuk tempat beribadah, tak terkecuali rumah
warga di desa Panglipuran. Beberapa rumah
warga di desa Panglipuran menempatkan pura di halaman belakang rumah.
Bagi pelancong yang ingin membeli
oleh-oleh, kita tidak perlu keluar dari lingkungan desa Panglipuran. Karena bisa
membelinya di rumah warga desa setempat. Setiap rumah warga di desa Panglipuran
menjual berbagai jenis barang yang bisa di jadikan oleh-oleh. Jika datang pas
musim durian, pelancong bisa membeli durian kualitas bagus dengan harga yang
murah. Dan biasanya durian tersebut matang di pohon, sehingga rasa durian
tersebut lebih enak. Harga durian untuk ukuran sedang Rp 35.000 jika yang
beli pelancong lokal, tetapi jika
pelancong dari mancanegara harga menjadi Rp 60.000,- per butir.
Untuk penginapan terdekat ada
Arnata Guest House yang di kelola langsung oleh pemilik yang merupakan penduduk
lokal dan berjarak hanya 6 km dari desa wisata Panglipuran. Ada 3 jenis kamar
yang tersedia di Arnata dan disesuaikan dengan kebutuhan dari tamu, harga
termurah Rp 200.000 untuk kamar sendiri tetapi memiliki kamar mandi bersama.
Jika yang ingin kamar mandi di dalam kamar, harga yang harus di bayar Rp 250.000,-. Banyak fasilitas yang di tawarkan
di Arnata, yaitu pelatihan yoga dan pemandian terbuka hanya saja untuk koneksi
jaringan wifi tidak tersedia di guest house ini.
Comments
Post a Comment